Ulasan
Pelatihan Dukungan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial (DKJPS/MHPSS)
bagi parapendamping dan penyedia layanan
Pelatihan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial disingkat ( DKJPS/MPHS) kegiatan di laksanakan pada Rabu- Jumat 30 November- 2 Desember 2022 dilaksanakan di hotel Aston Radio dalam Jakarta pelatihan ini berlangsung secara luring dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. peserta yang datang mengikuti pelatihan ini, terlebih dahulu harus melakukan test antigen yang disediakan oleh panitia dan hasil test covid 19 dinyatakan negatif peserta baru di izinkan untuk mengikuti seluruh rangkaian pelatihan
pandemi. Pekerja migran ini hanya memiliki dua pilihan, pulang atau tetap tinggal tanpa kejelasan. Situasi yang tak menentu menempatkan PMI pada kebimbangan tanpa arah.Problem ini menghantarkan pekerja migran pada tekanan psikologis serius. PMI menghadapi berbagai macam permasalahan psikologis seperti depresi, kecemasan, hingga perilaku bunuh diri. Studi yang dilakukan oleh SBMI-IOM dan riset Migrant Care mengungkapkan kerentanan situasi yang menimpa para PMI baik sebelum, semasa maupun setelah pandemi. Di sisi lain, belum banyak upaya peningkatan kapasitas dan pemahaman bagi para pendamping maupun penyedia layanan terkait dengan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial bagi para PMI.
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini mempelajari modul-mudul materi melingkupi, teori dan belajar praktek langsung tetang DPA ( Dukungan Psikologi Awal) berisi modul- modul pembelajaran seperti, Modul 1 : Perkenalan dan pembukaan, Modul 2 : Pengantar tentang Kesehatan Mental dan Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS),Modul 3 : Stres, trauma dan stres paska trauma, Modul 4 : Dukungan Psikologis Awal (DPA) Look, Listen dan Link. Kemudian pada modul 5 berisi materi tentang peserta diajak mengenali dan mengembangkan diri sebagai pendamping, dan Modul 6 peserta diajak belajar berlatih tentang apa itu Care for Care Givers/ Self care dan praktek/simulasi Care for care givers/ Self care seluruh rangkaian peelatihan ini diakhiri dengan kesimpulan dan diskusi rencana tindak lanjut baik pribadi maupun rencana organisasi.
Pada pelatihan ini para peserta yang merupakan pendamping dan penyedia layanan dilatih dan belajar bersama tentang bagaimana mengidentifikasi masalah dengan memeriksa faktor pelindung dan faktor risiko yang melekat, mengenali perbedaan stres dan stres pasca trauma kami juga dilatih untuk praktik melakukan parafrasa yang berarti keterampilan merefleksikan kembali yang telah diceritakan oleh penyintas yang sedang membutuhkan DPA ( Dukungan Psikologi awal).
Selanjutnya kesan pasca berkesempatan
mengikuti kegiatan pelatihan ini sebagai peserta perwakilan dari JBM Jaringan
Buruh Migran) pelatihan ini menarik dan
menambah pengalaman dan pengetahuan baru untuk mendukung kerja-kerja mendorong perlindungan pekerja migran
Indonesia secara umum dan secara khusus kerja-kerja sebagai perempuan pejuang
HAM.
#perlindungan
#pekerjamigranindonesia
#responsifgender